boxer

selamat datang di blog saya semoga dapat membantu

Senin, 19 September 2011

askep PAYAH JANTUNG , ODEM PARU DAN GAGAL NAFAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PAYAH JANTUNG , ODEM PARU DAN GAGAL NAFAS

A. Konsep dasar
    Gagal nafas yang terjadi pada klien dengan hard heart failure merupakan suatu proses sistematis yang biasanya merupakan peristiwa yang panjang dan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung yang memicu terjadinya bendungan pada paru sehingga terjadi "dead space" yang berakibat kegagalan ventilasi alveolar.(Paul L.Marino 1991)

B Pengkajian
a. Identitas:

b.Keluhan utama        :  Jantung berdebar-debar dan nafas sesak

c. Riwayat keperawatan     :
    Klien merasakan jantungnya sering berdebar-debar dan nafas menjadi sesak dan terasa lelah jika beraktivitas.. Riwayat hipertensi , DM, , Asthma ,Riwayat MRS

d. Data keperawatan
(a) Sistem pernafasan


Data    Etiologi    Diagnose      
S : Sesak nafas sejak, pusing PaO2 < 95 % bertambah sesak jika bergerak atau kepala agak rendah, batuk (+) sekret berbuih, AGD tidak normal

O : RR >20 X/mnt, Rh , Wh , Retraksi otot pernafasan, produksi sekret banyak
    Dekompensasi  ventrikel kiri

Bendungan paru
(odem paru)    Resiko tinggi terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d adanya odem paru sekunder dekompensasi ventrikel kiri   

(b) Sistem kardiovaskuler

Data    Etologi    Diagnose      
S : Kepala pusing, jantung berdebar-debar, badan terasa lemah, kaki bengkak s
O : Bendungan vena jugularis (+), S1S2 ireguler S3 (+), Ictus kordis pada pada  iccs 5-6, bergeeser ke kiri, Acral dingin, keluar keringat dingin, odem -     -   Kap.refill > 1-2dt
                              +   +   
Dekompensasi kordis

penurunan kontraktilitas jantung

penurunan tekanan darah

Syok

Ggn perfusi ke jaringan   
Ggn perfusi jaringan b.d penurunan kotraktilitas jantung    

(c) Rasa aman

Data    Etiologi    Diagnosis      
S : Gelisah, mengeluh nyeri dan rasa tidak enak
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat yang terpasang,     Persaan tidak enak kaena terpasang alat ventilator,

aktivitas tak terkontrol


Resiko terjadi trauma
    Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai dampak pemasangan alat bantu nafas
Cemas b.d ancaman terhadap kematian      
S   : Gelisah,
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat yang terpasang    Ruangan dengan berbagai alat
Suara monitor penyakit yg mengancam jiwa

 Lingkungan yang asing

cemas
    Cemas b.d ancaman kematian, situasi lingkungan perawatan dan disorientasi tempat.

Gangguan komunikasi verbal   


C. Rencana Tindakan

Dx: Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan kontraktilitas otot jantung
Tujuan : Setelah dirawat selama 3X 24 jam T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 40-50 cc/jam, pusing hilang

Rencana Tindakan    Rasional      
- Berikan posisi syok
- Observasi vital sign (N : T : S ) dan kapilarri refill setiap jam


- Kolaborasi:
  - Pemberian infus RL 28 tts/menit


  - Foto thorak

  - EKG
  - Lanoxin IV 1 ampul
  - Lasix 1 ampul
  - Observasi produksi urin dan balance cairan
  - Periksan DL    - Memenuhi kebutuhan pefusi otak
- Untuk mengetahui fungsi jantung dalam upaya mengetahui lebih awal jika terjadi gaguann  perfusi

- RL untuk memenuhi kebutuhan cairan intra vaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis mencegah kolaps vena.
- Untuk memastikan aanatomi jantung dan melihat adanya edema paru.
- Untuk melihat gambaran fungai jantung
- Memperkuat kontraktilitas otot jantung
- Meningkatkan perfusi ginjal dan mengurangi odem
- Melihat tingkat perfusi dengan menilai optimalisasi fungsi ginjal.
- Untuk melihat faktor-faktor predisposisi peningkatan fungsi metabolisme klliensehingga terjadi peningkatan kerja jantung.   

Dx Resiko ganguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dirawat selama 3X24 jam RR : 18 X/mnt, sesak (-), BGA normal paO2 95-100 %

Rencana Tindakan    Rasionalisasi      
- Lapangkan jalan nafas dengan mengektensikan kepala
- Lakukan auskultasi paru
- Lakukan  suction jika ada sekret
- Berikan O2 per kanul 6-10lt/mnt atau bantuan nafas dengan ventilator sesuai mode dan dosis yang telah ditetapkan.

- Kolaborasi pemeriksaan
   - BGA dan SaO2
   
- Orbservasi pernafasan observasi seting ventilator
    - Untuk meningkatkan aliran udara sehingga suply O2 optimal
- Untuk mengetahui adanya sekret
- Meningkatkan bersihan jalan nafas
- Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan

- Untuk mengetahui optimalisasi fungsi pertukaran gas pada paru

- Untuk membantu fungsi pernafasan yang terganggu
   

Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk dan produksi sekret yang banyak
Tujuan     : Setelah dirawat tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-), dyspnoe (-), sekret bersih


Tindakan    Rasionalisasi      
- Auskultasi bunyi nafas tiap 2 - jam
- Lakukan  suction jika terdengar stridor/ ronchi sampai bersih.
- Pertahankan suhu humidifier 35-37,5 derajat
- Monitor status hidrasi klien
- Lakukan fisiotherapi nafas
- Kaji tanda-tanda vital sebelum dan setelah tindakan    - Memantau keefektifan jalan nafas
- Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan tidak terjadi infeksi nasokomial.
- Membantu mengencerkan sekret

- Mencegah sekret mengental
- Memudahkan pelepasan sekret
- Deteksi dini adanya kelainan   

Dx : Ketidakefektifan pola nafas  b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi ETT
Tujuan    : Setelah dirawat nafas sesuai dengan irama ventilator, volume nafas adekuat, alarm tidak berbunyi

Rencana Tindakan    Rasionalisasi      
- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
- Evaluasi semua ventilator dan tentukan penyebabnya
- Pertahankan alat resusitasi bag & mask pada posisi TT sepanjang waktu
- Evaluasi tekanan  atau kebocoran balon cuff
- Masukka penahan gigi
- Amankan selang ETT dengan fiksasi yg baik
- Monitor suara nafas dan pergerakan dada    - Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator
- Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator

-Mempermudah melakukan pertolongan jika sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator
- Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
- Mencegah tergigitnya selang ETT
- Mencegah selang ETT tercabut
- Evaluasi keefektifan pola nafas
   




Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat  bantu nafas
 Tujuan :
Setelah dirawat  klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas, idak terjadi baro taruma, tidak terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi saluran nafas, suhu tubuh 36,5-37 derajat celcius

Tindakan    Rasionalisasi      

- Orientasikan klien tentang alat perawatan yang digunakan
- Jika perlu lakukan fiksasi
- Rubah posisi setiap 2 jam

- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama vetilator
- Obsevasi tanda dan gejala barotrauma
- Kolaborasi penggunaan sedasi
- Evaluasi warna dan bau sputum
- Lakukan  oral hygiene setiap hari
- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam
- Kolaborasi pemberian antibiotika
- -    
- Agar klien memahami peran dan fungsi serta sikap yang harus dilakukan  klien
- Untuk mencegah trauma
- Untuk mencegah timbulnya trauma akibat penekanan yang terus menerus pada satu tempat.
- Mencegah fighting sehingga trauma bisa dicegah
- Untuk deteksi dini
- Untuk mencegah  fighting
- Monitor dini terjadini infeksi skunder
- Mencegah infeksi skunder
- Menjamin selang ventilator steril
- Sebagai profilaksis   

Dx : Cemas b.d disorientasi ruangan dan ancaman akan kematian
Tujuan : Setelah dirawat kien kooperatif, tidak gelisah dan tenang

Tindakan    Rasional      
- Lakukan komunikasi terapeutik
- Berikan orientasi ruangan
- Dorong klien agar mengepresikan perasaannya
- Berikan suport mental

- Berikan keluarga  mengunjungi pada saat-saat tertentu
- Berikan informasi realistis sesuai dengan tingkat pemahaman klien    - Membinan hubungan saling percaya
- Mengurangi stress adaptasi
- Menggali perasaan dan masalah klien
- Mengurangi cemas dan meningkatkan daya tahan klien
- Untuk meningkatkan semangat dan motivasi

- Agar klien memahami  tujuan perawatan yang dilakukan.   

Daftar pustaka :
Marini L. Paul (1991) ICU Book, Lea & Febriger, Philadelpia
Tabrani (1998), Agenda Gawat Darurat, Pembina Ilmu, Bandung
Carpenitto (1997) Nursing Diagnosis, J.B Lippincott, Philadelpia
Hudack & Galo (1996), Perawatan Kritis; Pendekatan Holistik, EGC , Jakarta

















TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. D.S DENGAN HHF + ODEM PARU DAN GAGAL NAFAS

A. PENGKAJIAN
a. Identitas
    Nama            : Tn DS
    Umur            : 52 tahun
    Kelamin            : Laki-laki
    Pendidikan        : SD
    Pekerjaan        : Sopir dan pekerja bangunan
    Alamat            : Mojosari, Mojokerto
    Penanggung        : Biaya sendiri

b. Keluhan utama : -
c. Riwayat keperawatan
    Klien mengeluh batuk-batuk kecil dan sesak ringan sejak satu bulan yang lalu, setiap mengeluh biasanya memeriksakan diri ke "mantri" dan biasanya hilang setelah diberi obat (jenis dan dosis lupa). Pada tanggal 17 Agustus 2001 sore klien mengeluh sesaknya makin bertambah, klien memeriksakan diri je RS Mojosari tetapi dianjurkan langsung ke Surabaya. Tanggal 17 Agustus sore sekitar Pk 22.00 klien baru tiba di RSDS dalam keadaan sesak dan diberikan bantuan nafas (bag & mask) dan obat dibawah lidah. Riwayat Hipertensi (+) sejak tahun 1987, Riwayat DM (tidak tahu), riwayat Asthma (-) tetapi orang tua penderita asthma, riwayat MRS (-).

d. Data keperawatan
    (a). Sistem respirasi

Data    Etiologi    Diagnose      
S : -

O : Rh +/+,  Wh +/+, Stridor (+), retraksi  otot pernafasan (-),Terpasang ETT No 7,5, dan ventilator dengan mode CPAP , Fi O2 40 %, PEEP 5, EMV 10, I:E 1 : 2; RR :20 X/mnt, , produksi sekret banyak, reflek menelan baik

      BGA : PH:7,475; PCO2:32,2; PO2:98,4
      HCO3:23,2; BE:-0,4; cyanoisis (-),,SpO2 100 %,, Foto Thorak terdapat gambaran odem paru pada kedua lobus paru., jantung  tampak membesar    Terpasang ETT

Produksi sekret banyak

Resiko terjadi ketidakefektifan jalan nafas



Dekompensasi  ventrikel kiri

Bendungan paru
(odem paru)

ventilasi  tidak optimal

Hipoksia    Resiko tinggi terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas







Gangguan pertukaran gas b.d adanya odem paru sekunder dekompensasi ventrikel kiri   

(b) Sistem kardiovaskuler

Data    Etologi    Diagnose      
S : -
O : Bendungan vena jugularis (-), S1S2 ireguler S3 (-), Ictus kordis 2 jari,, bergeeser ke kiri, Acral hangat, keluar keringat dingin, (-) odem pada kaki (-),  Kap.refill > 2dt, EKG : tampak gambaran PVC pada seluruh lead, dan gambaran LVH pada lead V 6,  Hb :12,8 HR: 132 X/mnt, T : 130/89 mm Hg,    
Dekompensasi kordis

penurunan kontraktilitas jantung

penurunan tekanan darah

Syok

Ggn perfusi ke jaringan   
Resiko terjadi ggn perfusi jaringan b.d penurunan kotraktilitas jantung






   
(c) Rasa aman

Data    Etiologi    Diagnosis      
S : -
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat yang terpasang, gelisah     Persaan tidak enak kaena terpasang alat ventilator,

aktivitas tak terkontrol


Resiko terjadi trauma
    Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai dampak pemasangan alat bantu nafas
      
S   : -,
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat yang terpasang, gelisah, tidak mampu mengungkapkan keinginnaya secara verbal    Ruangan dengan berbagai alat
Suara monitor penyakit yg mengancam jiwa,  Lingkungan yang asing

cemas
    Cemas b.d ancaman kematian, situasi lingkungan perawatan dan disorientasi tempat.
Gangguan komunikasi verbal      
Terpasang infus pd kaki kanan.  Terpasang kateter        Resiko terjadi infeksi  b.dadanya luka tempat insersi alat perawatan   


B. Rencana Tindakan

Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk dan produksi sekret yang banyak
Tujuan     : Setelah dirawat selama 2 hari tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-), dyspnoe (-), sekret bersih


Tindakan    Rasionalisasi      
- Auskultasi bunyi nafas tsebelum dan setelah suction.
- Lakukan  suction jika terdengar stridor/ ronchi sampai bersih. @ 2 jam
- Pertahankan suhu humidifier 35-37,5 derajat
- Monitor status hidrasi klien
- Lakukan fisiotherapi nafas
- Kaji tanda-tanda vital sebelum dan setelah tindakan    - Memantau keefektifan jalan nafas
- Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan tidak terjadi infeksi nasokomial.
- Membantu mengencerkan sekret

- Mencegah sekret mengental
- Memudahkan pelepasan sekret
- Deteksi dini adanya kelainan   

Dx Resiko ganguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dirawat selama 2X24 jam RR : 18 X/mnt, sesak (-), BGA normal SpO2 95-100 %

Rencana Tindakan    Rasionalisasi      
- Lapangkan jalan nafas dengan mengektensikan kepala
- Lakukan auskultasi paru
- Lakukan  suction jika ada sekret
- Berikan O2 per kanul 6-10lt/mnt atau bantuan nafas dengan ventilator sesuai mode dan dosis yang telah ditetapkan.

- Kolaborasi pemeriksaan
   - BGA dan SpO2
   
- Orbservasi pernafasan observasi seting ventilator
  BIPAP 10-18, FiO2 :35 %, I:E = 1:2,
    - Untuk meningkatkan aliran udara sehingga suply O2 optimal
- Untuk mengetahui adanya sekret
- Meningkatkan bersihan jalan nafas
- Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan



- Untuk mengetahui optimalisasi fungsi pertukaran gas pada paru

- Untuk membantu fungsi pernafasan yang terganggu
   


Dx: Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan kontraktilitas otot jantung

Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 70 cc/jam, pusing hilang, EKG normal, dekompensasi (-)

Rencana Tindakan    Rasional      

- Observasi vital sign (N : T : S ) dan kapilarri refill  dan suhu acral setiap jam

- Lakukan balance cairan @ 24 jam


- Kolaborasi:
  - Pemberian infus RL 28 tts/menit 500 cc/24 jam


  - Foto thorak

  - EKG
  - Captopril 3 X 25 mg

  - ISDN 3 X 5 mg

  - Spironelacton 1 X 50 mg
  - Lasix 1 ampul
  - KSR 3 X 1 tab

  - Observasi produksi urin dan balance cairan

  - Periksan DL   
- Untuk mengetahui fungsi jantung dalam upaya mengetahui lebih awal jika terjadi gaguann  perfusi
- Untuk mencegah overload cairan dan mengurangi beban kerja jantung


- RL untuk memenuhi kebutuhan cairan intra vaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis mencegah kolaps vena.
- Untuk memastikan aanatomi jantung dan melihat adanya edema paru.
- Untuk melihat gambaran fungsi jantung
- menurukan tekanan darah sehingga tahanan jantung berkurang.
-  Memperbaiki kontraktilitas dan perfusi otot jantung.
- Menceggah Asidosis metabolik
- Meningkatkan perfusi ginjal dan mengurangi odem
- Mengatur metabolisme kalium yang bermanfaat untuk memperbaiki kontraksi otot jantung
- Melihat tingkat perfusi dengan menilai optimalisasi fungsi ginjal.
- Untuk melihat faktor-faktor predisposisi peningkatan fungsi metabolisme klliensehingga terjadi peningkatan kerja jantung.   

Dx : Ketidakefektifan pola nafas  b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi ETT
Tujuan    : Setelah dirawat selama 2 hari  nafas sesuai dengan irama ventilator, volume nafas adekuat, alarm tidak berbunyi

Rencana Tindakan    Rasionalisasi      
- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
- Evaluasi semua ventilator dan tentukan penyebabnya
- Pertahankan alat resusitasi bag & mask pada posisi TT sepanjang waktu
- Evaluasi tekanan  atau kebocoran balon cuff
- Masukka penahan gigi
- Amankan selang ETT dengan fiksasi yg baik
- Monitor suara nafas dan pergerakan dada    - Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator
- Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator

-Mempermudah melakukan pertolongan jika sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator
- Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
- Mencegah tergigitnya selang ETT
- Mencegah selang ETT tercabut
- Evaluasi keefektifan pola nafas
   






Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat  bantu nafas
 Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari  klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas, idak terjadi baro taruma, tidak terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi saluran nafas, suhu tubuh 36,5-37 derajat celcius

Tindakan    Rasionalisasi      

- Orientasikan klien tentang alat perawatan yang digunakan
- Jika perlu lakukan fiksasi
- Rubah posisi setiap 2 jam

- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama vetilator
- Evaluasi warna dan bau sputum
- Lakukan  oral hygiene setiap hari
-   
- Agar klien memahami peran dan fungsi serta sikap yang harus dilakukan  klien
- Untuk mencegah trauma
- Untuk mencegah timbulnya trauma akibat penekanan yang terus menerus pada satu tempat.
- Mencegah fighting sehingga trauma bisa dicegah
- Untuk deteksi dini
- Untuk mencegah  fighting
   

Dx : Cemas b.d disorientasi ruangan dan ancaman akan kematian
Tujuan : Setelah dirawat selama  2 hari diharapkan klien kooperatif, tidak gelisah dan tenang


Tindakan    Rasional      
- Lakukan komunikasi terapeutik
- Berikan orientasi ruangan
- Dorong klien agar mengepresikan perasaannya
- Berikan suport mental

- Berikan keluarga  mengunjungi pada saat-saat tertentu
- Berikan informasi realistis sesuai dengan tingkat pemahaman klien    - Membinan hubungan saling percaya
- Mengurangi stress adaptasi
- Menggali perasaan dan masalah klien
- Mengurangi cemas dan meningkatkan daya tahan klien
- Untuk meningkatkan semangat dan motivasi

- Agar klien memahami  tujuan perawatan yang dilakukan.   

Dx : Resiko terjadi infeksi s.e  penurunan daya tahan dan adanya insersi alat-alat perawatan
Tujuan : setelah dirawat selama 3 hari tidak terjadi infeksi skunder

Tindakan    Rasional      
-- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam
- Lakukan perawatan infus @ 24 jam
- Lakukan perawatan kateter @ jam
- Cek suhu tubuh @ 8 jam
- Observasi tanda peradangan pada lokasi insersi alat perawatan.
- Mandikan klien 2 X seharil
- Lakukan oral hygiene @ 24 jam
    - Mencegah infeksi skunder pd salnaf
- Mencegah infeksi /plebitis pada insersi infus
- Mencegah infeksi pada traktus urinarius
- Sebagai salah satu indikator tjd  infeksi
- Tanda berupa panas, bengkak, kemerahan, nyeri serta ggn fungsi.
- Memperbaiki kebersihan kulit dan mulut sbg upaya mencegah kolonisasi kuman pada kulit/mulut.   

C.Tindakan keperawatan


DX    TGL/JAM    TINDAKAN    HASIL      
1    20-8-2001

- Melakukan auskultasi bunyi nafas
- Melakukan fisiotherapi nafas
- Melakukan  suction
- Mengecek suhu humidifier
- Memonnitor tanda-tanda vital
- Melakukan auskultasi paru dan suction
-  Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan auskultasi paru dan suction
- Melakukan fisiotherapi nafas
- Melakukan  suction
- Mengecek suhu humidifier
- Memonnitor tanda-tanda vital
- Melakukan auskultasi paru dan suction
-  Melakukan auskultasi paru dan suction
   
Wh -/-, Rh +/-, Stridor (-)
Klien dalam posisi semi fowler
Sekret banyak
S : 37 OC
T:136/79, N:96, RR:18X/mnt
Sekret bersih
Sekret bersih


Wh -/-, Rh +/-, Stridor (-)
Klien dalam posisi semi fowler
Sekret banyak
S : 37 OC
T:136/79, N:96, RR:18X/mnt
Sekret bersih
Sekret bersih
      
2    20-8-2001
- Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
-  Memonitor SpO2
-  Mengambil bahan pemeriksaan BGA .
Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
-  Memonitor SpO2
Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
-  Memonitor SpO2
-  Memeriksa adanya Cyanosis


- - Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :45 %,.
-  Memonitor SpO2
-  Mengambil bahan pemeriksaan BGA .
Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,.
-  Memonitor SpO2
Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,.
-  Memonitor SpO2
-  Memeriksa adanya Cyanosis
   
- Ventilator sudah terseting


- Bahan lab sudah terambil
-Ventilator sudah terseting SpO2 98 %

Monitor sudah terseting
SpO2 98%
Cyanosis (-)



Nafas spontan lemah
SpO2 100%

Darah arteri sudah terambil
SpO2 100%
cyanoisis (-)


Nafas spontan lemah
SpO2 100%
cyanoisis (-)
      
3    20-8-2001
Melakukan balance cairan
- Pemberian infus RL 5 tts/menit
- Memonitor EKG  dan suara jantung
Pemberian obat personde
  - Captopril  25 mg
  - ISDN  5 mg
  - Spironelacton  50 mg
  - KSR 1 tab
Pemberian terapi IV
- Lasix 1 ampul
 
Mengobservasi vital sign
- Melakukan balance cairan
- Pemberian infus RL 5 tts/menit
- Memonitor EKG
Pemberian obat personde
  - Captopril  25 mg
  - ISDN  5 mg
  - Spironelacton  50 mg
  - KSR 1 tab
Pemberian terapi IV
- Lasix 1 ampul
   
Input : 1500  Oput : 1200
Infus lancar
PVC  S1S2 normal
Obat masuk alergi (-)




Alergi (+)


Input : 1500  Oput : 1200
Infus lancar
PVC
Obat masuk alergi (-)




Alergi (+)
      
4    20-8-2001
Melakukan pemeriksaan ventilator
- Memrtahankan alat resusitasi bag & mask pada posisi TT
- Mengevaluasi tekanan  atau kebocoran balon cuff
- Mengamankan selang ETT dengan fiksasi
- Memonitor suara nafas dan pergerakan dada

Melakukan pemeriksaan ventilator
- epertahankan alat resusitasi bag & mask pada posisi TT
- Mengevaluasi tekanan  atau kebocoran balon cuff
- Mengamankan selang ETT dengan fiksasi
- Memonitor suara nafas dan pergerakan dada
   
Ventilator lancar
Bag & mask sudah tersedia

Kbocoran (-)
Fiksasi baik
Geraakan dada dan nafas sesuai

Ventilator lancar
Bag & mask sudah tersedia

Kbocoran (-)
Fiksasi baik
Geraakan dada dan nafas sesuai
      
5    20-8-2001
Menyampaikan agar klien tidak mencabut alat-alat peralatan yang ada di tubuh klien
- Menganjurkan klien agar merubah posisi secara teratur


Menyampaikan agar klien tidak mencabut alat-alat peralatan yang ada di tubuh klien
- Menganjurkan klien agar merubah posisi secara teratur   
Klien setuju

Klien setuju



Klien setuju

Klien setuju
      
6    20-8-2001
- Memperhatikan keluhan klien
- Mendorong klien agar mengepresikan perasaannya

- Memberikan  suport mental
- Memberika informasi tentang perkembangan keadaan klien sekarang

-   
Klien tenang
Klien bercerita tentang penyakitnya
Klien optimis
Klien paham dan tampak tenang      
7    20-8-2001
- Melakukan oral hygiene
- Mengobservasi tanda peradangan pada lokasi insersi alat perawatan.
- Merawat infus
- Merawat kateter
- Memonitor suhu tubuh

- Melakukan oral hygiene
- Mengobservasi tanda peradangan pada lokasi insersi alat perawatan.
- Merawat infus
- Merawat kateter
- Memonitor suhu tubuh    
Mulut bersih
Tanda radang (-)

Infus dan kateter terawat

S ; 36,7 o C

Mulut bersih
Tanda radang (-)

Infus dan kateter terawat

S ; 36,7 o C   
D. Evaluasi


DIAGNOSE    PERKEMBANGAN      
Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas    22-8-2001 Pk.09.00
S : Klien mengatakan  dapat batuk dan menelan
O : sekret (-), stridor  (-) sumbatan jalan nafas (-)
A : Masalah  tidak terjadi
P : Pindahkan klien ke ruang perawatan jantung (ICCU)      
Gangguan pertukaran gas    22-8-2001 Pk 09.00
S : sesak (-)
O : Klien nafas spontan dengan canul nasal 6 lt/mnt, cyanosis (-), SpO2 100 %, BGA PH:7,44, PCO2 :42,5, PO2 : 96 mmHg, BE : 3 RR : 16X
A  : Masalah teratasi
P : Lakukan perawatan di ruang jantung      
Resiko gangguan perfusi    22-8-2001 Pk.09.00
S : pusing (-), berdebar (-),
O : T : 135/89 mm Hg, N : 96 X/mnt, Acral hangat, keringat dingin (-), kapilari refill 2 dt, Hb 12,4 , EKG : PVC pada semua lead, S1S2 reguler, S3 (-), Foto Thorak LVH (+)
A : Masalah tidak terjadi
P : Lanjutkan perawatan di ruang jantung
      
Ggn pola nafas    22-8-2001 Pk. 09.00
S : klien merasa lebih lega
O : Vnetilator sudah diwining, gelisah (-), tanda barotrauma (-)
A :Masalah tidak terjadi
P : -      
Resiko terjadi  taruma     22-8-2001 Pk. 09.00
S : klien nyaman
O : tanda-tanda trauma fisik tidak ada
A : Masalah tidak terjadi
P : -      
Kecemasan    21-8-2001 Pk  11.00
S : Klien mengatakan optimis akan segera sembuh
O : Klien komunikatif dan tampak tenang
A : Masalah teratasi
P :-
      
Resiko terjadi infeksi    S : Klien tidak mengeluh badan terasa panas
O : Tanda radang (-), infus dan kateter terawat, S : 36,7 o C
A : Masalah tidak terjadi
P : lanjutkan perawatan di ICCU   












LAPORAN UJIAN GAWAT DARURAT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK RD DENGAN GBS-BRONCHOPNEMONI DAN ATELEKTASIS


A. PENGKAJIAN
a. Identitas
    Nama            : RD
    Umur            : 5 th
    Jenis kelamin        : Laki-laki
    Anak ke            : Pertama
    Alamat            : Rejo Agung, Gempol , Pasuruan
    Penanggung        : Orang tua ( Benny D.W)

b. Riwayat Keperawatan
    Anak dikeluhkan kakinya lemas tgl 19 /8/2001 sorebdan pagi tangga; 20/8/2001 badan anak menjadi lebih lemah sehingga untuk berdiri saja susah. Anak juga dikeluhkan flu dan batuk-batuk dan sumer-sumer sejak tgl 15/8/2001 sore. Selanjutnya anak dibawa ke RSUD Dr Soetomo  tanggal 20/8/2001 Pk 23.00 dan langsung ditangani di Bagian Resusitasi IRD. Riwayat MRS (-), Imunisasi lengkap, iwayat Asthma (-), Riwayat Flu (+) sejak seminggu yang lalu dan diberikan obat flu yang dibeli di Apotik.

c. Pengkajian persistem
    (a) Pernafasan
        S : -
O : Terpasang ETT Uk 5,5, terpasang mayo, serta nafas dibantu dengan ventilator Mode : SIMV PS  20 X, EMV :15, PEEP +2, Inspirasi presure + 10, FiO2 40 %, SpO2 100 %, RR : 30 X, Keluar saliva lewat mulut (sering dan banyak), stridddor (+), Paru Wh -/-, Rh -/-, Suara nafas ++/+, cuping hidung (-),retraksi costae  (-), cyanosis (-),
Foto thorak tampak gambaran hipodens pada lobus paru kiri atas,
BGA : PH 7,451, PCO2 44,7; PO2:91,2; BE :5,7; HCO3 : 30,4; AaDO2 177,9 mm Hg

    (b) Kardiovaskuler
        S    : -
           O:  N : 87X/mnt reguler, T : 112/60 (MAP 77 mm Hg), SpO2 100 %, Acral dingin, Cyanosis (-), Capillari refill 2 dt, S : 36,6 o C,
    Hb : 12,4 g/dl
    HbO2    : 95,3 %
    EKG : Lead II Sinus

    (c) Neurologi
          S     : -
          O     :  GCS : 2x3, membuka mata (+) lemah, pupil isokor, refleks +/+, Diplopia (-), lateralisasi (-), RF
    RF  -   -  , Rp    -     -
                             -   -            -     -

    (d) Perkemihan
         S : -
         O : Terpasang cateter, out-put 2005 cc dalam 24 jam, warna kuning jernih, kateter terawat

    (e) Pencernaan
         S : -
     O : Klien makan sonde pediasure 6 X 50 cc, peristaltik (+) lemah, distensi (-), skybala (-), sementara
puasa sampai tracheostomi selesai dilakukan.
  (f) Muskuloskeletal
       S : -
       O : Kekuatan otot  000      000, tulang intak
                                     000      000

(g). Psikologis
       S  : Orang tua menyatakan bagaimana kemungkinan penyakit anaknya, berapa lama pengobatannya keluarga bersedia melanjutkan perawatan lanjutannya.
       O :  Tampak kusut, tampak kebingungan,
Therapi:
 - Infus Dex D 5 1/2 NS 1250 cc/24 jam
 - Sonde pediasure : 6 X 50 cc
 - Ampicillin 3 X 500 mg
 - Cloxacillin 3 X 250 mg
 - Alinamin F 3 X 1 amp
 - Bisolvon  3 X 1 tab
 - Px GDA, DL, Alb, Thorax Foto

B. Analisa Masalah
   Dari data diatas dirumuskan bebepara permasalahan:
   1. Resiko terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas
   2. Resiko tejadi ggn pertukaran gas
   3. Ketidakefektifan pola nafas
   4. Ggn komunikasi verbal
   5. Resiko tinggi terjadi  infeksi
   6. Resiko terjadi trauma
   7. Resiko terjadi disuse syndrome
   8. Kecemasan pada orang tua


C. Rencana Keperawatan
Dx 1. Resiko terjadi bersihan saluran  nafas tidak  efektif b.d penurunan reflek menelan dan peningkatan produksi saliva
Tujuan : Setelah dirawat  sekret bersih, saliva bersih, stridor  (-), sumbatan tidak terjadi
Tindakan:
- Lakukan perawatan EET setiap 2 jam
- Lakukan auskultasi sebelum dan setelah tindakan fisiotherapi dan suction
- Lakukan fisiotherapi nafas dan suction setiap 3 jam jika terdengar stridor atau SpO2 < 95 %
- Monitor status hidrasi
- Monitor vital sign sebelum dan setelah tindakan
- Kolaborasi pemberian bisolvon 3 X 1 tab

Dx 2 Resiko terjadi ggn pertukaran gas b.d dengan adanya ggn fungsi paru sebagai  efek adanya atelektasis paru
Tujuan : Setelah dirawat
- BGA dalam batas normal
- Wh -/-, Rh -/-, suara paru +/+
- Cyanosis (-), SpO2 > 95 %

Tindakan:
- Lakukan pemeriksaan BGA setiap 24 jam
- Monitor SpO2 setiap jam
- Monitor respirasi dan cyanosis

- Kolaborasi :
Seting ventilator SIMV PS 15, PEEP +2, FiO2  40 %, I : E 1:2
Analisa hasil BGA


Dx : Resiko tinggi terjado infeksi b.d pemakaian alat perawatan seperti kateter dan infus
Tujuan : setelah dirawat diharapkan
- Tanda-tanda infeksi (-)
leiko 3-5 X 10 4,  Pada px urine ery (-), sylinder (-),
Suhu tubuh 36,5-37 oC
Tanda-tanda radang pada lokasi insersi alat perawatan (-)

Tindakan
- Rawat ETT setiap hari
-Lakukan prinsip steril pada saat suction
- Rawat tempat insersi infus dan kateter setiap hari
- Ganti kateter setiap 72 jam
- Kolaborasi :
Pengggantian ETT dengan Tracheostomi
Penggantian insersi surflo dengan vanocath
Pemeriksaan leuko
Pemeriksaan albumin
Lab UL
Pemberian profilaksis Amox 3 X 500 mg dan Cloxacilin 3 X 250 mg

Dx : Resiko terjadi disuse syndrome b.d kelemahan tubuh sebagai efek perjalanan penyakit GBS
Tujuan : Setelah dirawat
-Kontraktur (-)
- Nutrisi terpenuhi
- Bab dan bak terbantu
- Personal hygiene baik

Tindakan:
- Bantu Bab dab Bak
- Monitor intake dan output cairan dan lakukan balance setia 24 jam
- Mandikan klien setiap hari
- Lakukan mirimg kanan dan kiri setiap 2 jam
- Berikan latihan pasif  2 kali sehari
- Kaji tanda-tanda pnemoni orthostatik
- Monitor status neurologi setiap  8 jam
- Kolaborasi:
Alinamin F 3 X 1 ampul
Sonde pediasuer 6 X 50 cc
Latihan fisik fasif oleh fisiotherapis

Dx. Kecemasan pada orang tua b.d ancaman kematian pada anak serta perawatan yang lama
Tujuan :
- Setelah dirawat klien dapat menerima keadaan dan kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan

Tindakan :
- He tentang penyakit GBS, perjalanan penyakit dan penanganannya.
- He tentang perawatan dan pemasangan alat perawatan alternatif sehubungan dengan proses perawatan yang lama seperti pemasangan tracheostomi dan vanocath
- Meminta agar keluarga mengisi informed konsen dari tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
D. Tindakan Keperawatan


TGL/JAM    TINDAKAN    PELAKSANA      

 Melakukan auskultasi paru (stridor (+), Wh -/-,Rh-/-
Melakukan fisiotherapi nafas dan suction
(Sekret banyak warna putih)
Memiringkan klien kekiri
Melakukan oral  hygiene (Mulut bersih)
Merawat infus dan cateter
(Kateter dan infus terawat, tanda radang (-))
Mengambil bahan lab DL, GDA dan albumin
Injeksi  ampicilin 500 mg
Alinamin F 1 ampul
Mengecek persiapan tracheostomi:
- Informed concent (+)
- Canul tracheostomi no 6 sudah ada
- Keluarga sudah siap
- Menunggu konfirmasi  dari OK lt V
Observasi vital sign
HR 103 X/mnt, T : 121/72 mm Hg, SpO2 99 %,RR:22X/mnt, S :36,3 , Urine 90 cc 2 jam
Airway lancar
- Sekret bersih
- Saliva mengalir kesamping
- SpO2  100 %
- Wh -/-, Rh -/-, Stridor -/-    Wayan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar